“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” “Benar, kami mengakui Engkau Tuhan kami.”
BidikNews - Pengakuan akan ketuhanan Allah SWT tersebut terlontar dari mata, kepala, tangan, dan anggota tubuh manusia lainnya. Kisah ini termuat dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 172 yang menceritakan tentang dialog Tuhan, Sang Pencipta, dengan calon manusia sebagai makhluk ciptaannya. Demikian uraian hikmah puasa para nabi yang disampaikan DR. H. Ahmad Amir Azis,MA pada jamaah sholat subuh masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah - Mataram.
Kala itu ungkap DR. A.Amir Azis, meski seluruh anggota tubuh manusia mengakui ketuhanan Allah, tidak demikian dengan hawa nafsu - yang juga menjadi bagian lekat dari manusia. Ia sangat sulit mengakui Allah sebagai Tuhan, dan merupakan yang terakhir berucap syahadat.
“Wahai nafsu, Anda tahu Anda siapa? (Dan) Saya siapa?”
“Saya saya, dan Anda Anda.” kata nafsu.
Mendengar jawaban tersebut, menurut Ahmad Amir Azis, Allah langsung meminta malaikat mencambuk hawa nafsu supaya lekas bertauhid agar mengakui keesaan Allah SWT.
Namun, hawa nafsu tetap pada pendiriannya tidak mau mengakui ketuhanan Allah SWT. Ketika kemudian ia dibakar, hawa nafsu tetap membangkang. Hingga akhirnya Allah meminta malaikat membuat hawa nafsu berpuasa. Maka, hawa nafsu dihajar dengan rasa lapar dan dahaga dalam waktu lama. nafsu dimasukkan ke dalam lautan lapar selama seribu tahun.
Strategi tersebut nyatanya berhasil. Jawaban hawa nafsu pun berubah. “Engkau Tuhan saya dan saya hamba yang lemah.”
“Jadi puasa adalah strategi Tuhan tentang bagaimana nafsu kita bisa ditaklukkan. (Supaya) nafsu kita mengakui ketuhanan Allah SWT,” kata Dosen senior di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram itu.
Perintah puasa ternyata sudah ada sejak umat sebelum Islam Diturunkan
Perintah puasa ternyata sudah ada sejak umat sebelum Islam diturunkan. Setiap Muslim terkena kewajiban berpuasa ketika Ramadan. Melihat sejarahanya,, puasa ternyata bukan amalan yang diperintahkan untuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Ibadah ini juga diwajibkan kepada umat sebelum Rasulullah.
DR.H.Ahmad Amir Azis, MA dalam ceramah singkatnya mengatakan, bahwa keterangan mengenai perintah puasa sudah ada sebelum Islam tercantum dalam Surat Al Baqarah petikan ayat 183 yang artinya sebagai berikut.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah ayat ke-183).
Banyak juga hadist yang menyatakan puasa dijalankan oleh nabi-nabi sebelum Rasulullah SAW. Bahkan Dalam sebuah kitab, DR.H.Amir Azis menyebut bahwa puasa Ramadan pertama kali dilakukan oleh Nabi Nuh AS saat keluar dari bahteranya.
Nabi Adam berpuasa tiap tiga hari setiap bulan. Dari riwayat lain juga meriwayatkan bahwa Nabi Adam juga berpuasa pada tiap tanggal 10 Muharram. Hal ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Karena telah mempertemukan kembali beliau dengan istrinya, Siti Hawa, di Arofah.
Nabi idris memiliki amalan puasa setiap hari disiang hari sepanjang masa dan solat sepanjang malam setelah berbuka sampai matahari terbit, Nabi Musa menjalankan puasanya selama 40 hari ketika bertahannuts di lembah suci bernama Lembah Tuwa ketika pertemuannya dengan Allah, Nabi Daud AS berpuasa secara tersistem, satu hari berpuasa dan sehari tidak.
Nabi Isa terkenal dengan puasa 50 hari sepanjang tahun, sedangkan Nabi Muhammad mensyariatkan puasa wajib dibulan ramadhon yang dilaksanakan selama sebulan penuh. Beberapa Puasa Sunnah disinyalir merupakan warisan dari puasa para Nabi dan Rosul terdahulu yang dilestarikan dalam agama islam.
Contoh lainnya yaitu puasa yang dilakukan Siti Maryam, wanita suci yang mengandung Nabi Isa AS. Tetapi bentuknya tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, namun juga tidak berbicara. Hal ini seperti tercantum dalam Al-Qur`an Surat Maryam ayat: 26.
Artinya. " Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini'."
Pewarta : dae Ompu
Editor : BN-007
0 Komentar