Hijrah adalah pintu gerbang yang mengantarkan islam pada kejayaan dan kesuksesan. Pada hijrah juga terdapat semangat persaudaraan.
BidikNews - Hijrah merupakan peristiwa yang sangat penting bagi umat islam. Peristiwa Hijrah adalah penanda dibentuknya peradaban Islam di kota Madinah. Banyak hikmah yang dapat dipelajari dari peristiwa hijrah tersebut, sehingga sebagai umat muslim kita sudah selayaknya mengetahuinya. Hijrah adalah pintu gerbang yang mengantarkan islam pada kejayaan dan kesuksesan. Pada hijrah juga terdapat semangat persaudaraan.
Demikian intisari Hijrah yang disampaikan Proffesor DR.H. Ahmad Amir Azis, M.Ag., yang disampaikan pada ceramahnya kepada jamaah muslim Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram pada Jum`at 29 Juli 2022 dalam rangka menyambut kehadiran Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah.
Dalam ceramahnya, Prof.DR. H. Ahmad Amir Azis, M. Ag menyebut Hijrah dijadikan merupakan Momentum untuk selalu diingat sebagai pedoman hidup yang akan datang.
Dijelaskannya, Hijrah diartikan dengan perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy, Makkah. Berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (keselamatan, kebaikan, dan sebagainya).
Perpindahan ini bukan sekedar peralihan dari satu daerah ke daerah lainnya tetapi mengambil makna perpindahan dari satu situasi yang tidak baik ke situasi yang lebih baik.
Proses hijrah Nabi Muhammad beserta para pengikutnya ketika itu merupakan sebuah fenomena keajaiban yang ditentukan Allah meski tantangan yang dihadapi cukup berat.” Papar Prof Amir Azis.
Mengapa Nabi beserta seluruh pengikutnya ketika itu harus hijrah, karena di Makkah taka da lagi ruang gerak Nabi untuk dakwah. Ketika itu, caci maki, serta hujatan bahkan dianggap gila dari kaum qurais datang bertubi-tubi silih berganti.”lanjutnya.
Hijrah ini didorong oleh berbagai tekanan yang dilancarkan orang-orang Quraisy sejak pertengahan atau akhir tahun keempat kenabian, terutamu diarahkan kepada orang-orang yang lemah. Hari demi hari dan bulan demi bulan tekanan mereka semakin keras hingga pertengahan tahun kelima, sehingga Makkah terasa sempit bagi orang-orang Muslim yang lemah itu.
Mereka mulai berpikir untuk mencari jalan keluar dari siksaan yang pedih ini. Dalam kondisi yang sempit dan terjepit ini, Rasulullah SAW memerintahkan beberapa orang Muslim hijrah ke Habasyah, melepaskan diri dari cobaan sambil membawa agamanya.
Dalam suasana itu hinaan dan cacaian yang diarahkan kepada Nabi Muhammad SAW, maka Allah SWT menurunkan wahyu agar Nabi Hijrah. Karena itu perintah Allah maka Nabi Muhammad beserta seluruh pengikutnya tak ragu lagi untuk melaksanakan Hijrah. Proses hijrah pun sangat dramatis, Nabi Muhammad dengan segala strategi penyelamatan terus melangkah melaksanakan peintah Hijrah dari Allah SWT,” kata Prof. DR. H. Ahmad Amir Azis.
Dari pengertian hijrah di atas, maka ada dua makna yang dapat diambil, yaitu hijrah makani (perpindahan tempat), yakni dalam konteks fisik dan hijrah ma’nawi, yakni pada konteks non fisik (rohaniah),” kata Amir Azis.
Dari intisari ceramahnya Prof. DR. H. Ahmad Amir Azis ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa hijrah, antara lain:
Hendaknya selalu berusaha mengubah kemunkaran sekuat tenaga, dan jika tidak mampu maka hendaknya meninggalkan tempat kemunkaran itu dan tidak berdiam di tempat kemunkaran atau kemaksiatan tersebut. Tetapi selama usaha perubahan masih dapat dilakukan walaupun sedikit demi sedikit, maka tidak mengapa berdiam di sana sambil terus mengupayakan perbaikan.
Betapa rapinya Rasulullah SAW dalam merancang dan membuat “program” dakwah. Walaupun dakwah ini pasti akan ditolong oleh Allah SWT dan beliau adalah seorang Rasul yang dijamin tidak akan dicelakai dan tidak akan dapat dikalahkan, tetapi beliau tetap menjalani semua sunnatullah (hukum sebab akibat) dalam keberhasilan dakwahnya sebagaimana manusia biasa lainnya.
Betapa luar biasanya usaha yang dilakukan oleh Rasulullah SAW yang selalu mencoba berbagai inovasi baru dalam dakwahnya. Terobosan-terobosan yang beliau lakukan ini nampak dari pemilihan berbagai tempat beserta alasan-alasan yang relevan yang melatar-belakanginya.
Sebagai pemimpin, Rasulullah SAW sangat memikirkan masyarakatnya. Segala cara beliau usahakan agar para sahabatnya tidak disiksa dan diprovokasi oleh pihak lain. Beliau pula yang paling akhir keluar dari Makkah setelah semua sahabatnya selamat.
Kegiatan menyambut tahun baru islam yang disi dengan ceramah agama merupakan agenda tahunan Takmir Masjid al Achwan Griya pagutan Indah Mataram yang dikuti ribuan ummat Islam di Lingungan GPI. Selain kegiatan ini berbagai kegiatan hari besar islam lainnya terus dirajud untuk membangkitklan semangan sekaligus memantapkan iman dan taqa kepada Allah SWT.
Pewarta : Dae Ompu
Editor : BN-007
0 Komentar