Muktamar Muhammadiyah ke-48 Diharap Cetak Generasi Pemimpin yang Berdaya Saing

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dr. Moeldoko. Foto : Repro BidikNews

BidikNews, Solo
- Muktamar Muhammadiyah ke-48 diharapan mampu mencetak generasi pemimpin yang berani bergerak memberikan solusi, beperan aktif mengisi isu-isu strategis keumatan dan kebangsaan menjadi Indonesia yang kuat, bermartabat.

“Islam berkemajuan merupakan risalah pandangan agama yang damai, menyatukan, dan memajukan kehidupan bangsa, gerakan dakwah perdaban menuju Indonesia Emas 2045, generasi muda unggul dan berdaya saing," kata Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dr. Moeldoko dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Kamis (17/11/2022).

Dia melanjutkan, persyarikatan Muhammadiyah membuktikan mempunyai jaringan strategi efisiensi untuk memenangkan kompetisi menghadapi tantangan Covid-19 dari dampak resesi ekonomi global.

Selama ini, hubungan program kerja pemerintah dan Muhammadiyah dalam penanganan Covid-19 telah terjalin oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, keduanya pernah bertemu pada Oktober 2020 di Graha Suara Muhamamdiyah Jl KHA Dahlan.

Pada kunjungan tersebut, Moledoko menyampaikan apresiasi pemerintah sekaligus ucapan terimakasih karena partisipasi besar Muhammadiyah dalam penanganan Covid-19. Partisipasi Muhammadiyah melibatkan secara aktif 89 rumahsakit di seluruh Indonesia.

“Muhammadiyah sangat dinamis dan bersinergi dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan program-program kerja Presiden Joko Widodo. Peran aktif Muhammadiyah turut memulihkan perekonomian nasional pascapandemi COVID-19 dan komitmen untuk terus membangun Indonesia melalui berbagai sektor," kata dia.

Presiden Joko Widodo, kata dia, juga secara resmi telah menyampaikan kesediaannya hadir dan membuka Muktamar dan Aisyiyah tanggal 18-20 November 2022 di Surakarta.

Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Solo, Jawa Tengah, pada 18-20 November 2022, secara khusus akan menyoroti perihal Pemilu 2024. Bagi Muhammadiyah hajatan pemilu bukan sekadar kontestasi politik, melainkan proses transformasi kebangsaan.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Muhammadiyah akan mengajak para capres dan cawapres untuk memahami sejarah serta fondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Kalau tidak, nanti akan terjadi dislokasi politik. Mereka yang ingin meraih kekuasaan lupa fondasi kita sebagai bangsa," kata Haedar.

Haedar melanjutkan, capres dan cawapres juga perlu memahami serta mempraktikkan sila keempat Pancasila karena demokrasi, pemilu, serta kontestasi politik, baik yang menang maupun kalah harus berpolitik dengan berbasis pada kerakyatan serta bijaksana dalam bermusyawarah.

Menurutnya, seluruh capres, cawapres, maupun calon anggota legislatif memiliki itikad serta visi yang baik dalam mengikuti kontestasi politik pada 2024.

"Kami percaya dari ribuan calon anggota DPR dan mungkin sejumlah calon presiden dan calon wakil presiden, mereka kan punya itikad baik, mereka punya visi yang baik," kata dia.

Pewarta : Tim BidikNews

0 Komentar