Pemimpin itu laksana naungan Allah yang berada di bumi, Agung betul derajat seorang pemimpin dalam Islam. Sampai-sampai dikatakan sebagai naungan Allah di bumi, tentu ada alasannya, karena pemimpin tempat umat mengeluh dan mengadu. Pemimpin pula tempat orang yang lemah menuntut hak, kepada pemimpin jua orang yang dizalimi mengadu nasib dari mereka yang berkuasa dan berkekuatan.
BidikNews.net,Mataram - Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul pada usia 40 tahun sebagai isyarat, akan kedewasaan, kemapanan seorang pemimpin. Karena itu, isyarat Allah mengangkat Nabi Muhammad di usia 40 agar menjadi pelajaran yang berharga untuk ummat dimuka bumi.
Hal tersebut diasampaikan Drs. H. Zubair HAR ketika bincang singkat dengan BidikNews.net dalam sebuah kesempatan. Ia menjelaskan, Jika mengacu pada isi kandungan al-Qur’an, ada usia manusia yang secara eksplisit disebutkan terkait dengan perkembangan kedewasaaan seseorang. Usia itu adalah 40 tahun.” Katanya.
Tak perlu kita otak-atik keramatnya angka 40, cukup kita merenungkan maknanya ketika Allah berfirman tentang usia 40 tahun dalam surat Al-Ahqoof ayat 15.” Ujar H. Zubair
Memang menarik untuk mencari jawaban kenapa usia empat puluh disebutkan eksplisit dalam ayat tersebut, biasanya seseorang tidak berubah lagi dari kebiasaan yang dilakukannya bila mencapai usia 40 tahun. Ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun maka sempurnalah akal, pemahaman, dan pengendalian dirinya.” kata H. Zubair.
Hal di atas sejalan dengan pandangan sejumlah ulama yang menyebutkan usia 40 tahun adalah momentum kematangan ruhani seseorang. Nabi Muhammad juga diangkat oleh Allah menjadi Rasul pada usia 40 tahun. Seorang Rasul mendapat amanat untuk membimbing dan memimpin umat kepada jalan Allah.” Terang H. Zubair.
Untuk bisa menjalankan amanat itu maka sosok seorang Rasul harus memiliki kematangan secara intelektual, emosional, dan spiritual. Dengan demikian salah satu hikmah dari usia 40 tahun adalah momentum untuk penegasan visi hidup dengan kematangan spiritual, emosional, dan intelektual yang tercermin dalam al Qur’an surah al-Ahqaf ayat 15, itu,” Lanjutnya.
Dari ringkasan penjelasan tersebut, dapat ditinjau juga dalam sudut pandang psikologis untuk memberi nilai-nilai kedewasaan yang seharusnya melekat pada seseorang yang telah memasuki 40 tahun.
Ia menambahkan, semakin dewasa seseorang dalam berpikir akan semakin mampu mensyukuri apa-apa yang sudah didapat dari masa lalunya, serta tidak mudah cemas memandang masa depan. Secara umum, setelah memasuki usia 40 tahun sudah seharusnya orang memiliki gambaran yang jelas tentang masa depan yang perlu disiapkan dan akan diwariskannya." ungkap H. Zubair.
Ini berarti bahwa, Ia bukan hanya manusia masa kini produk dari masa lalu saja. Tetapi seluruh yang dijalaninya sudah cukup mematangkannya untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik.” Tutur Zubair HAR.
Jika mereka tidak bisa memberi warisan yang mendatangkan kebaikan masa depan, setidaknya jangan mewariskan sesuatu yang mendatangkan keburukan. Islam sangat memperhatikan masalah kepemimpinan, karena ia merupakan suatu panggilan yang sangat mulia.
Agama adalah dasar perjuangan, sedangkan penguasa kekuasaan politik adalah pengawal perjuangan. Perjuangan yang tak didasari (prinsip) agama akan runtuh. Karena itu tidak ada yang namanya pemisahan antara agama dan politik, karena politik bagian dari risalah Islam yang sempurna." katanya.
Tentu yang memperjuangkan agama adalah mereka yang memahami agamanya dengan baik. Kekuasaan bukan sekedar untuk mendapatkan kekuasaan dunia, tetapi kekuasaan tersebut dipakai untuk memperjuangkan agama. Karena itu memilih pemimpin yang baik merupakan kewajiban yang tidak bisa dianggap sederhana." ujarnya lagi.
Seorang pemimpin hendaknya adalah orang yang cerdas. Hal ini penting karena ia akan memimpin banyak orang. Sehingga jika ia mengalami suatu masalah, maka dengan kecerdasannya dapat segera mencari jalan keluar. Dan Memilih pemimpin bukan hal yang sederhana. Pemimpin selain memiliki kompetensi pokok dalam hal agama juga harus memiliki pemahaman terhadap wilayah yang dipimpinnya.
Karena itu, setiap Muslim memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk memilih pemimpin yang baik dan adil. Memilih pemimpin bukan hanya masalah politik, tetapi juga menjadi bagian integral dari tanggung jawab moral dan etika setiap Muslim.
Hikmah diangkatnya Nabi Muhammad Saw menjadi Nabi dan Rasul pada usia 40 tahun. Tentu hal ini menjadi sebuah pertanyaan mengapa diangkatnya Nabi Muhammad Saw, menjadi Nabi dan Rasul pada usia 40 tahun? adakah pelajaran yang dapat kita dipetik dari persoalan ini?
Dalam Islam ada keistimewaan tersendiri yang terdapat pada usia 40 tahun yang diungkapkan didalam Al –qur’an Surah Al – Ahqaf ayat 15 :
“……Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.
Usia 40 tahun disebut tersendiri pada ayat ini, karena pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya bagi dari segi fisik, intelektual, emosional, karya maupun spritualnya.
Selain penjelasan dari ayat tersebut, tutur Zubair, masih terdapat sebuah pertanyaan didalam benak kita, mengapa usia 40 tahun menjadi begitu penting?
Dibeberapa negara ditetapkan untuk menduduki jabatan – jabatan elit seperti kepala negara, disyaratkan bakal calon harus telah berusia 40 tahun sebagaimana yang dijabarkan secara rinci nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 45 dari hasil pemikiran para pendiri bangsa ini,” kata Zubair.
Contoh beberapa pemimpin Negara seperti, Soekarno menjadi Presiden diusia 44 tahun, J.F Kennedy pada usia 44 tahun, dan Bill Clinton diusia 46 tahun. Usia 40 tahun dianggap sudah memiliki kematangan dalam memimpin, baik dari segi kemampuan dan pengalaman.
Dan karena itu pulalah, mengapa Nabi Muhammad Saw baru diutus menjadi Nabi dan Rasul pada usia 40 tahun, karena diusia yang menginjak 40 tahun sudah memiliki pengalaman yang cukup dan memiliki keteguhan hati yang kuat untuk mengabdi kepada Tuhan dalam menjalankan Misi Kemanusiaan.
Terkait dengan pernikahan, Drs. H. Zubair HAR mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah contoh paripurna untuk diikuti seluruh manusia. Segala perbuatannya merupakan tuntunan bagi mereka yang mengharapkan ketenteraman, baik di dunia maupun akhirat. Salah satu teladan yang beliau tunjukkan berkaitan dengan pernikahan.
Rasulullah saw menikah di usia 25 tahun. Mengapa beliau memilih usia 25 tahun, kata Zubair, karena pernikahan menjadi tahap awal perubahan hidup menuju kesempurnaan dalam mencapai segalanya, termasuk karier dan capaian derajat di sisi Allah swt.
Rasulullah Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi utusan Allah telah berperan sebagai suami. Beliau saat berusia 25 tahun menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid al-Asadiah, yang kala itu berumur 40 tahun.
Karena itu, sebelum menjadi pemimpin seseorang harus memilki keluarga, suami atau istri sehingga akan lebih matang dan dewasa dalam menjalankan misi kemanusiaan sebagai seorang pemimpin sekaligus memahami apa yang harus dilakukannya ketika memimpin" tutup H. Zubair.
Pewarta: Dae Ompu
0 Komentar