Sepenggal Kisah Komunitas “Semeton Ojol Lombok” Memikul Beban Menghidupi Keluarga Hingga Menolong Rekan yang Terkena Musibah

Ketua Komunitas “Semeton Ojol Lombok” Syamsudin ketika menjenguk dan membantu rekan Ojol yang terkena sakit dan musibah

BidikNews.net,Mataram
- Kadang kita yang bekerja sebagai ojol merasa lelah, capek sehingga banyak mengeluh. Pergi begitu pagi, pulang pun ketika matahari akan tenggelam, rasa lelah yang didapat. Demikian ungkapan tulus, Syamsudin selaku ketua Komunitas “Semeton Ojol Lombok” saat bincang dengan media ini dalam sebuah kesempatan.

Pengemudi ojek online merupakan aktor utama dari konsep bisnis sharing economy yang memiliki tanggung jawab untuk menghidupkan keluarga dan diri sendiri. Selain itu, pengemudi ojek online juga diharuskan menjaga citra perusahaan selaku Mitra dikarenakan pada saat bekerja, mereka selalu mengenakan atribut dan nama perusahaan. 

Syamsudin mengisahkan bahwa Komunitas “Semeton Ojol Lombok” ini dibentuk berawal dari rasa kebersamaan ditunjang oleh kesadaran rekan-rekan Ojol yang memburu rupiah demi keluarga anak dan istri yang menanti dirumah.

Di berbagai ruas jalan hingga gang-gang sempit kami para ojol mengantar pesanan warga tepat waktu meski dalam perjalanan harus menantang resiko yang tak diinginkan seperti kecelakaan, karena musibah bisa saja terjadi kapan saja dan dimana saja, karena itu di setiap ruas jalan kami akan senantiasa waspada dan hati-hati.

Dalam kisahnya, Syamsudin menuturkan ada beberapa rekan ojol yang mengalami kecelakaan ketika mengantar pesanan dan ada pula yang harus kehilangan nyawa.”ujarnya haru.

Ketika rekan ojol mengalami kecelakaan, kami bergerak cepat untuk bisa menolong semampu kami. Meski nafsi-nafsi meraih pundi-pundi rupiah, tetapi sebagai manusia kami pun tak ingin membiarkan rekan ojol lain menanggung derita sendiri jika mereka dilanda musibah. Kami bantu sesuai kemampuan yang kami miliki sebagai bentuk rasa solidaritas kami,” ujar Syamsuddin.

Dari sini, kita dapat memahami bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian, kita semua saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, pesan yang ditanamkan dalam Komunitas “Semeton Ojol Lombok” ini adalah jangan bosan-bosan menolong orang lain yang membutuhkan.” Tutur Syamsuddin.

Bantulah dengan tulus siapa pun orangnya, selama itu dalam ranah sosial dan kebaikan, maka tidak ada salahnya kita membantu mereka, karena bagaimana pun mereka adalah saudara dalam kemanusiaan.” Kata Syamsudin.

Ketua Komunitas "Semeton Ojol Lombok" ketika menjenguk anak rekan Ojol yang sakit

Komunitas “Semeton Ojol Lombok” ini juga bertekad untuk selalu hadir ditengah masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.” Lanjutnya.

Dalam kisahnya, Syamsudin mengungkapkan, melirik pekerjaan ojek online sebagai mata pencaharian, karena waktu bekerja yang tidak terikat serta penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga meski tak seberapa.

“Semenjak bekerja di ojek online ini, ya lumayan lah saya dan rekan-rekan ojol bisa nambahin uang buat beli pakaian sekolah anak walau kadang masih susah untuk ngatur kehidupan sehari-hari,” ujar anggota “Semeton Ojol lainnya.

Para pengemudi ojek online (ojol) dikenal memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Rasa solidaritas itu mereka tunjukkan dengan cara saling membantu satu sama lain. Tak hanya membantu pengemudi ojol kenalan, mereka juga menolong rekan sesama pengemudi ojol yang tak dikenal. 

Rasa solidaritas itu, kata Syamsudin, berlaku bagi sesama pengemudi ojol dari perusahaan aplikasi mana pun tanpa terkecuali. Menurut Syamsudin, kekompakan itu menimbulkan hal positif bagi para pengemudi ojol.

Kemudian, rasa solidaritas juga biasanya ditunjukkan oleh sesama pengemudi ojol saat ada pengemudi yang sakit atau meninggal. Rekan-rekan pengemudi ojol akan datang menjenguk, bahkan memberikan donasi sebagai tanda belasungkawa. 


Rekan-rekan Pengemudi ojol memandang bahwa solidaritas ojol merupakan suatu hal yang positif. Rasa solidaritas itu tak pandang bulu. Saat ada salah satu pengemudi ojol meninggal atau kecelakaan, mereka dengan sigap menyambanginya serta mengumpulkan dan memberikan donasi.” Kisah Syamsudin.

Menurut Syamsudin, solidaritas sesama pengemudi ojol muncul karena kesamaan nasib dalam merasakan susahnya mencari orderan atau costumer. 

"Namanya kerjanya sama, sama-sama ngerasain penghasilan ojol berapa, susahnya cari orderan, sepenanggunganlah," kata Syamsudin. 

Menurut Syamsudin, para pengemudi ojol sama-sama berjuang mencari penumpang atau pesanan demi mencukupi kebutuhan keluarga. "Kesamaannya ya sama-sama bekerja buat nyari sesuap nasi.” tuturnya dengan nada haru. 

Kayak saya nyari nafkahnya dengan narik begini, saya berjuang buat nafkahin istri di rumah sama buat menuhin keperluan anak," jelas Syamsudin. 

"Jadi sama-sama tahu susahnya nyari duit, susahnya nyari kerjaan, makanya saling menghargai sesama ojol," tutup sembari bersalaman dengan media ini.

Pewarta: Dae Ompu


0 Komentar