BidikNews.net,Dompu,NTB – Setelah beberapa pahlawan devisa asal Dompu NTB harus kehilangan nyawa ketika mencari nafkah di Negara orang, Kini kabar duka itu kembali menyelimuti warga masyarakat Dompu.
Irawan (38) putera tercinta pasangan dari Agani Pape dan Rohani warga Dusun Bolonduru Desa Wawonduru Kecamatan Woja Kabupaten Dompu NTB, kehilangan nyawa di Negeri Jiran Malaysia saat menjalankan pekerjaannya.
Irawan dikabarkan meninggal sekitar beberapa hari yang lalu, saat melaksanakan pekerjaan las sehingga almarhum diduga terkena setrum dan meninggal ditempat pekerjaannya.
Dikhabarkan Jenazah Irawan kini tengah dalam perjalanan menuju kampong halaman di Desa Wawonduru Woja Dompu setelah secara resmi diberangkatkan dari negara Malaysia dengan menggunakan sebuah mobil Ambulance menuju Pontianak Indonesia.
Hal tersebut juga diperkuat oleh keterangan Adnin, S.Pd selaku saudara sepupu almarhum melalui unggahan postingan facebooknya bernama Mamax Abiyan Qiana bahwa jenazah almarhum Irawan sekitar Kamis (26/09/24) sekitar pukul 02.00 waktu Malaysia, telah diberangkatkan dengan menggunakan mobil Ambulance warna putih dari Negara Malaysia menuju Kota Pontianak NKRI hingga ke Jakarta.
Dan diperkirakan, jenazah almarhum akan tiba dikediamannya di Dusun Bolonduru Desa Wawonduru Kecamatan Woja Kabupaten Dompu NTB sekitar hari Sabtu (28/09/24) malam atau pada Minggu (29/09/24) pagi.
"Kami atas nama keluarga almarhum mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh keluarga besar Bima Dompu yang berada di Negara Malaysia yang telah membantu jalannya proses pemulangan jenazah almarhum, mulai dari memandikan, mengkafani hingga mensholati jenazah almarhum.
Kami minta kepada semuanya, agar bisa mensedekahkan Surat Alfatihah buat almarhum,"ucap sambail mengusap air mata.
Hingga berita ini diturunkan, seluruh keluarga dan warga khususnya Dusun Bolonduru dan Tembakolo serta Desa Wawonduru menantikan kehadiran jenazah almarhum untuk dikebumikan di TPU Dusun Bolonduru.
Secara terpisah, Aedin Jamaluddin yang akrab disapa Hanger yang berada di Negara Jiran Malaysia, melalui telepon whats up nya kepada media ini menyampaikan, kronologis kejadian berawal ketika Irawan (almarhum) bekerja ditingkat (lantai) atas bersama rekan kerjanya 2 orang bernama Santo warga Sambas dan paman almarhum sendiri bernama Dahlan.
Tidak lama kemudian, mandor mereka memanggil karyawan untuk turun kerja dilantai bawah, hingga semuanya turun termasuk almarhum.
Bahkan Irawan juga sempat kerja dilantai bawah, namun beberapa menit almarhum sendiri justeru kembali naik ke lantai atas atau di tempat kerja awalnya.
Melihat Irawan kembali naik ke lantai atas, membuat semua rekan kerjanya termasuk paman nya pun merasa heran dan saling bertanya kenapa Irawan kembali naik ke lantai atas, sehingga rekan kerjanya yang bernama Santo pun ikut naik ke lantai atas setelah beberapa menit Irawan naik, dengan maksud untuk mengambil barang yang disimpannya dilantai atas untuk dibawa turun dan dipakai kerja dilantai bawah.
Namun setibanya dilantai atas, Santo pun terkejut melihat Irawan yang sudah terbaring lemas dilantai sehingga Santo pun memanggil rekan kerja lainnya yang berada dilantai bawah, untuk datang melihat dan mengangkat almarhum guna memberikan pertolongan.
Semua rekan kerja almarhum pun sontak terbangun dan berlari naik ke lantai atas untuk memberikan pertolongan mengangkat Irawan yang sudah tergeletak dilantai atas.
Irawan kemudian dibawa ke klinik (Puskesmas) untuk diberikan pertolongan, namun sayangnya ternyata Irawan sudah meninggal. Dugaan kematian almarhum yakni akibat terkena setrum listrik saat berada dilantai atas.
"Rekan kerja Irawan langsung menelpon saya dan sayapun langsung kejar waktu agar bisa cepat sampai ke klinik. Setelah sampai, perasaan saya tidak enak sehingga saya tidak dapat untuk menyebutkan kalimat Innalillahi Wainnaillaihiraji,un.
Bahkan seluruh badan saya lemas mendengar bahwa Irawan telah meninggal, sehingga saya memanggil adikku bernama Ustaz Fadil dan menyampaikan ke saya bahwa Irawan memang telah meninggal dunia,"kata Hanger dengan suara terbata-bata menahan kesedihannya.
Hanger menyampaikan bahwa almarhum Irawan bekerja sebagai Mekanik bagian Las dan Weling barang yang rusak dalam perusahaan tempatnya bekerja.
Dalam keterangannya kepada awak media yang dirilis LintasSamudra 27/9/24 Hanger menjelaskan bahwa Irawan bekerja di Perusahaan bernama Woodman Kuala Baram Estate Sdn Bhd Kilang (616631-U) Adong Palm Oil Mill yang terletak di Miri, Serawak, Malaysia Bagian Timur. Dimana peruhasaan ini bergerak pada semua bidang.
Saat masuk kerja di perusahaan tersebut, almarhum menjalani masa training selama 3 bulan lamanya dengan besar gaji per bulannya selama training yakni 1.200 Ringgit atau sekitar Rp. 4 juta lebih per bulannya.
Namun setelah melewati masa training baru berjalan sekitar 1 bulan lebih, Irawan menerima kenaikan gaji nya sebesar 1.500 Ringgit atau sekitar Rp. 7 juta, kemudian ditambah uang lemburnya juga sehingga ditaksir gajinya almarhum sekitar Rp. 8 jutaan per bulannya.
Namun baru 1 kali menikmati gaji usai masa training itulah, Irawan kemudian mengalami musibah hingga meninggal dunia. Mengenai biaya pemulangan jenazah hingga ke tempat kelahiran almarhum, semuanya ditanggung oleh perusahaan tempatnya bekerja.
"Sebelumnya, saya pernah komunikasi dengan pihak perusahaan, kata mereka akan memberikan asuransi kematian bagi almarhum Irawan, tapi saya akan bicarakan lagi tentang kepastian itu apakah benar ada atau tidak asuransi kematian bagi Irawan tersebut, beberapa hari lagi saya akan mendatangi perusahaan tersebut terkait asuransi yang dijanjikannya,"ungkap Hanger.
"Yang jelas Irawan bekerja sebagai TKI di Perusahaan itu, masuk secara resmi atau legal dilengkapi surat-suratnya, makanya perusahaan menanggung semua biaya pemulangan jenazah almarhum,"imbuh Hanger sambil meneteskan air mata.
Pewarta: Iwan Westom
0 Komentar