BidikNews.net,Mataram - Banyak pengamat asing yang memprediksi bila Bahrain akan mudah mengalahkan Indonesia, bukan hanya karena melihat dari Ranking FIFA Bahrain yang cukup jauh di atas Indonesia, atau terpaut 53 peringkat, yakni Bahrain yang di posisi ke-76, sedangkan Indonesia ke-129. Demikian kata Pegiat Bola dan Pegiat sosial Wahyu Suto dalam unggahan Fbnya yang dikutip media ini.
Lebih dari itu, kata Wahyu Sutono, statistik pertemuan kedua negara pun masih lebih unggul Bahrain, yakni menang tiga kali, termasuk pertemuan terakhir saat Indonesia kalah telak 10-0 dari Bahrain, hingga sempat dicurigai adanya kasus suap. Adapun Indonesia baru dua kali menang, selebihnya berbagi angka sama atau seri dua kali.
Kemenangan terakhir Indonesia dari Bahrain terjadi 17 tahun lalu, pada 10 Juli 2007 lalu, di Gelora Bung Karno saat melakoni penyisihan Grup D Piala Asia 2007. Indonesia unggul 2-1 berkat gol Budi Sudarsono pada menit 14, dan Bambang Pamungkas pada menit 64.
Selain itu jelas Wahyu, laga yang akan berlangsung pada Kamis, 10 Oktober 2024, pukul 23.00 WIB, Bahrain diuntungkan dari faktor tuan rumah dengan hadirnya suporter yang mungkin bakal memenuhi stadion, serta suhu udara yang diperkirakan mencapai 35 derajat celcius.
Dengan begitu mereka berasumsi bila pemain Timnas Indonesia yang umumnya bermain di Eropa tidak akan tahan dengan suhu sepanas tersebut. Terlebih Bahrain punya pengalaman saat mengalahkan tuan rumah Australia (1-0) yang kualitasnya tentu jauh di atas Indonesia.
Tapi ada yang dilupakan oleh para pengamat. kata Wahyu Sutono Pertama, pelatih Shin Tae-yong (STY) memiliki pengalaman dan sangat hapal dengan karakter dan gaya bermain umumnya kesebelasan dari Timur Tengah, sehingga diyakini bila STY pun sudah tahu kelebihan dan kekurangan Bahrain.
Kedua, semua pemain Timnas Indonesia tetap percaya diri dan optimis bisa bermain lebih baik dari dua pertandingan sebelumnya. Sehingga ini bisa jadi modal untuk bermain lebih tenang dan fokus menjalankan semua instruksi dari pelatih. Termasuk mengantisipasi suhu udara dan teror suporter Bahrain apapun bentuknya." ungkapnya.
Namun begitu, terlalu percaya diri pun tidaklah baik, apalagi bila terlalu yakin bisa kalahkan Bahrain hanya karena bisa menahan imbang Australia yang memiliki ranking FIFA ke-24, dan imbangi Arab Saudi (ke-56). Sebab bisa saja Bahrain yang tengah terluka karena kalah telak dari Jepang, jadi bermain sangat bringas.
Ketiga, sebenarnya Bahrain justru terbebani karena harus bisa mengalahkan Indonesia yang di atas kertas di bawah Bahrain, terlebih sebelumnya Bahrain sempat dicukur 0-5 oleh Jepang. Sementara Indonesia akan bermain lepas tanpa beban, tinggal bermain lebih sabar saat mengalirkan bola sambil menanti celah untuk membuka peluang di area enam belas.
Bahrain sendiri sangat mungkin akan langsung bermain menyerang sejak menit awal, yang tentu ini akan menguntungkan Indonesia yang sudah mengetahui kelemahan Bahrain untuk melakukan serangan balik dari sektor sayap dan beradu cepat dengan pemain belakang Bahrain yang semuanya sudah berusia di atas 30 tahun. Karenanya Ragnar Oratmangoen dan Eliano Reijnders harus bisa memaksimalkan.
Bila mengacu pada kekalahan telak Bahrain dari Jepang, terlihat bahwa pertahanan Bahrain bisa ditundukan dengan bermain cepat dan umpan pendek satu-dua. Terlebih Jepang memiliki bomber-bomber berkelas. Sedangkan Indonesia belum memiliki striker yang haus gol. Dengan begitu harus ada strategi khusus.
"Sebenarnya dengan materi pemain yang ada saat ini tentu jauh berbeda dengan yang dulu. Sehigga Indonesia cukup layak mencuri 1 poin, himgga peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 akan semakin terbuka, setidaknya lewat Ronde-4, apalagi bila bisa meraih 3 poin. Itu sebabnya pertemuan kedua negara bakal menjadi laga yang seru, karena kedua tim dipastikan akan sama-sama bermain ngotot."
"Semoga suporter Bahrain tidak membuat teror yang bisa merugikan mereka di pertandingan berikutnya. Artinya bila masih ada suporter menggunakan laser untuk ganggu pemain seperti yang dilakukan ke pemain Jepang, serta mengolok-olok lagu kebangsaan, maka FIFA sangat mungkin tidak akan mentolerirnya." kata Wahyu Sutono lagi.
"Terakhir, semoga STY tidak lupa mengingatkan para pemainnya agar tidak banyak melakukan pelanggaran yang bisa dimanfaatkan pemain Bahrain untuk bersandiwara seolah dilanggar keras seperti saat lawan Australia. Jangan lupa juga bahwa 11 pemain Indonesia sebelumnya sudah terkena kartu kuning."
Pewarta: TIM
0 Komentar