Potret Kualitas SDM NTB dan Harapan Pada Pemimpin Terpilih, Oleh : DR. H. Muhammad Irwan Husain, MP


MANUSIA yang mendiami suatu wilayah atau disebut penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Dia memainkan peran ganda dalam proses pembangunan, karena sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Di antara sekian banyak manusia atau penduduk, ada segenlintir orang yang diamanahkan untuk menjadi pemimpin yang menjalankan dan mengendalikan roda pemerintahan. 

Pemimpin ini dapat menduduki pucuk pimpinan karena adanya dukungan rakyat yang diperlombakan melalui pemungutan suara. Tanpa ada suara rakyat yang mendukungnya, mustahil ia akan menjadi pemimpin, meski menjadi pemimpin itu sudah menjadi kodratnya sebagai manusia. Sebagai orang yang dimandatariskan oleh rakyat untuk memimpin, maka ia harus melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab, merealisasikan segala rencana dan program yang tertuju kepada rakyat secara menyeluruh bukan hanya tertuju kepada yang memilihnya. 

Sosok manusia yang telah ditunjuk sebagai pemimpin, harus menjadikan rakyat sebagai tujuan utama dalam merealisasikan  program kerjanya. Ia harus mampu mengangkat derajat, harkat dan martabat rakyatnya agar kualitasnya lebih baik dari keadaan sebelumnya.  Rakyat atau  penduduk atau lebih dikenal dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitaslah yang dijadikan salah satu indikator dari proses pembangunan yang tengah dijalankannya. Dia tidak boleh menari-nari menikmati kesenangan sendiri, keluarga dan kroninya ditengah-tengah kualitas rakyatnya yang masih terpuruk dan rendah. 
Rakyat atau sumber daya manusia yang berkualitas dicirikan oleh berbagai indikator salah satunya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). 

Dimaklumi bersama bahwa ada tiga komponen yang terdapat dalam IPM yaitu pendidikan dilihat dari Rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, Kesehatan dilihat dari Usia Harapan Hidup, dan ekonomi dilihat dari pengeluaran perkapita. Bila indeks ini mengalami perkembangan per tahun maka proses pembangunan manusia di daerah tersebut dapat dikatakan berjalan dengan baik.
 
Rakyat atau Sumber Daya Manusia di Provinsi Nusa Tenggara Barat dilihat dari IPM ini mengalami perkembangan yang positif, karena cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Namun demikian perkembangan ini apakah telah berada pada kriteria Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang atau Rendah. Gambaran IPM di Nusa Tenggara Barat berdasarkan kabupaten kota terlihat berikut. 

Gambaran IPM di Nusa Tenggara Barat berdasarkan kabupaten kota terlihat berikut :


Sumber : BRS- NTB.  Tahun 2019 menggunakan SP2010 

                                    Tahun 2020 - 2023 menggunakan data SP2020LF.

Kriteria  : Sangat Tinggi (ST)  jika IPM > 80

                                    Tinggi   (T)               jika  70 < IPM < 80

                                    Sedang (S)              jika  60 < IPM < 70

                                    Rendah                   jika  IPM ≤ 60


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui potret kualitas Sumber Manusia di Kabupaten/Kota maupun provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Yang berada di Nusa Tenggara Barat masih berada pada kriteria Sedang terkecuali Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Bima dan Kota Mataram sudah tergolong tinggi dan sangat tinggi. Terjadi peningkatan IPM tiap tahun namun peningkatannya relatif kecil atau lambat sementara daerah lain juga ikut berpacu untuk meningkatkan IPMnya.  

Dari tampilan data di atas terlihat kinerja pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau penduduk masih butuh perjuangan keras. Dengan kriteria rata-rata yang masih tergolong sedang akan menjadi pertimbangan dari para calon pemimpin yang tengah berkontestasi  PILKADA untuk menjadikan pembangunan manusia dan peningkatan kualitas menjadi skala prioritas.

Secara kurva rata-rata IPM di NTB terlihat berikut :


Pemimpin yang terpilih harus menyusun skala prioritas untuk meningkatkan IPM dengan menjalankan secara beriringan antara aspek pendidikan, Kesehatan dan ekonomi. Ketiga aspek ini baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberi dampak terhadap pembangunan ekonomi sebagai indikator lain dari kinerja pemerintahan. 

Pemimpin terpilih harus dapat merubah status atau kriteria IPM yang diraih sekarang untuk berada pada kriteria yang lebih tinggi agar sumber daya manusia yang berada di masingp-masing daerah semakin berkualitas. Sumber daya yang berkualitas adalah SDM yang mampu memberikan kontribusi kepada daerah untuk menuju ke arah yang lebih maju, bukan menjadi beban pemerintah dan masyarakat.

Menempatkan SDM yang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya merupakan strategi yang dilakukan agar dapat mencapai hasil optimal. Salah menempatkan SDM yang bukan pada posisi yang tepat, serta bukan ahlinya, bukan spesialisasinya dan bukan profesinya, maka proses pembangunan akan berjalan di tempat bahkan akan rusak dan hancur. Hal ini telah jauh-jauh diperingatkan oleh Rasulullah SAW.


Tempatkan mitra kerja sesuai dengan ilmu dan keahliannya, bukan didasarkan pada nepotisme dan balas jasa. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi penentu pembangunan masa depan. Al-Qur’an sebaga landasan berpijak dari orang yang beriman telah memberikan indikator bagi  pemimpin untuk mengangkat mitra kerja yang terdapat dalam buku Kiat Sukses Manajemen Rasulullah yaitu : 

1. Mengenali Identitas, asal usul dan keahliannya.
2. Melihat Prilaku sosial ; akhlak dan moral menjadi indicator utamanya;
3. Mengenali sisi profesionalitas; ahli dan memahami tugas yang diberikan;
4. Memiliki ilmu pengetuan; wawasan dan cara pandang yang luas;
5. Memiliki kualitas bersaing; mental untuk mengembangkan ide dan pikiran;
6. Kuat dan bisa dipercaya; amanah dan bertanggung jawab;
7. Memimilik kemampuan retorika, cakap menyampaikan pesan informasi;
8. Mampu bekerja sama; tidak menonjolkan ego, terbuka menerima masukan dan arahan serta kritikan. 

Semoga kualitas sumber daya manusia Nusa Tenggara Barat akan semakin meningkat dibawah kendali pemimpin yang terpilih dan dipilih oleh rakyat melalui suara hati sanubari. Berdasarkan kriteria dan pertimbangan yang matang dan bukan  karena suara memiliki harga dan nilai tertentu…  aamiin. 

Penulis: adalah Dosen FEB Universitas Mataram dan Ketua Umum Rukun Keluarga Bima Pulau Lombok (RKBPL)

            











0 Komentar