Ibunda Dansat Siber Militer Indonesia Tutup Usia, Brigjen TNI Ari Yulianto Berduka, Mantan Presiden SBY dan Panglima TNI Turut Belasungkawa

Dansat Siber Militer Indonesia, Brigjen TNI Ari Yulianto (Baju Hitan kacamata) serta Budianto dan keluarga ketika berdoa di Makam Sang Bunda tercinta

BidikNews.net,Grobogan,Jatim
- Kematian adalah suatu kenyataan yang pasti dihadapi oleh setiap makhluk hidup, tanpa bisa menebak kapan terjadinya. Sebagai seorang muslim, selalu diajarkan untuk memaknai kematian bukan hanya sebagai akhir dari kehidupan di dunia, tetapi juga sebagai pintu gerbang menuju kehidupan yang lebih abadi di akherat. 

Begitu pula yang dialami Komandan Satuan Siber (Dansat Siber) TNI Brigjen TNI Ari Yulianto dan keluarga. Mereka berduka karena ibunda tercinta tutup usia untuk menghadap Ilahi Rabbi.

Mantan Presiden RI SBY turut menyampaikan ucapan belasungkawa melalui karangan bunga. 

Ucapan duka cita yang mendalam juga datang dari para petinggi TNI yang terlihat dari banyaknya karangan bunga yang berjejer di rumah duka di Wirosari Grobogan Jawa Timur.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, SE, M.Si, Pangdam IV/DIP Mayjen TNI Deddy Suryadi serta Kasdam IV/DIP dan petinggi TNI lainnya turut menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya (amh) Ibu Warsini orang tua dari Dansat Siber Militer Brigjen TNI Arie Yulianto. 

Karangan bunga dari Mantan Presiden RI H. Susilo Bambang Yudhoyono dan
Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, SE, M.Si

Budiayanto, ST,MT kakak kandung Brigjen TNI Ari Yulianto tak kuasa menahan rasa haru atas kepergian sang Bunda tercinta, Ia dan anak serta istri langsung bertolak dari Lombok Mataram menuju Grobogan Jawa Timur setelah mendapat khabar Bunda Warsini mengembuskan nafas terakhirnya pada hari Ahad,17 November 2024.

Sehari sebelumnya pada Sabtu,16/11/24) Budiayanto,ST,MT berpamitan sama Ibundanya untuk kembali ke Lombok Mataram karena tugas sebagai ASN di Pembakb Lombok Barat, NTB setelah beberapa hari bersama ibunda. 

Setibanya di Lombok Mataram, Budiayanto mendapat khabar Ibunda tercinta telah tiada. Ia pun kembali ke Grobogan pada hari itu juga, (Ahad,17/11/24) dengan menumpang pesawat dari BIL menuju Surabaya.

Begitu pula dengan Brigjen TNI Ari Yulianto, mendapat khabar Ibunda tercinta meniggal dunia, Ia bersama keluarga segera berkemas untuk menuju kampung halaman sekaligus memandang wajah sang Bunda tercinta yang terakhir kali.

Pangdam IV/DIP dan Kasdam IV/DIP turut menyampaikan ucapan Duka Cita yang mendalam atas wafatnya Ibunda Brigjen TN Ari Yulianto

Brigjen TNI Ari Yulianto dan Budiyanto,ST,MT beserta seluruh keluarga tak mampu menyembunyikan rasa harunya ketika jasad almh dimasukkan dalam keranda untuk disholatkan dan kemudian diantar ke peristrahatan terakhirnya. 

“Kami semua ikhlas atas kepergian Bunda tercinta,” kata Brigjen TNI Ari Yulianto menahan haru.

Keikhlasan seorang Brigjen TNI dan keluarga atas wafatnya sang Bunda tercinta bukan tanpa alasan karena disadarinya bahwa kita semua hanya tamu di dunia ini, karena kematian bukanlah akhir, tetapi awal dari perjalanan kehidupan selanjutnya." Tutut Brigjen TNI Ari Yulianto lagi

Diantara iringan doa yang terucap untuk sang Bunda tercinta, ada banyak kata dan kalimat yang tertahan dari bibir seorang Brigjen TNI Ari Yulianto dan Budianto berserta saudara dan keluarga keluarga disaat jasad almh Ibunda berada dipemakaman. 

"Kami semua anak-anak dan cucumu sangat menyayangimu Ibunda. Kami semua merindukanmu lebih dari kata-kata yang bisa diucapkan. Kami semua telah melihat wajahmu yang tersenyum, mendengar tawamu, dan menggenggam tanganmu yang erat. Kami semua akan selalu mengingat mu dan akan selamanya dirindukan dan tidak pernah dilupakan." 

Diatas pusara Ibunda tercinta, Brigjen TNI Ari Yulianto berdoa semoga almh Diampuni segala salah dan khilafnya, diterima amal ibadahnya, dan dilapangkan alam kuburnya.

Kami semua tidak lagi mendengar suaramu, melihat senyummu atau mendengarmu tertawa lagi, tetapi ibunda tercinta selalu ada di hati kami, cinta kami selamanya.”

Dikahir, Brgjen TNI Ari Yulianto dan Budianto serta saudara dan keluarga menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan yang harus dterima dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang Muslim, memaknai kematian akan membuat kita lebih bijak dalam menjalani hidup. 

Kita fokus pada tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu mencari ridha Allah dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu siap menghadapi kematian dengan penuh keimanan dan amal shaleh. Amin

Pewarta: Dae Ompu


0 Komentar