Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran, Susu Diganti Daun Kelor, Begini Penjelasan Cak Imin

Muhaimin Iskandar

BidikNews.net,Jakarta
- Menu dalam program Makan Bergizi Gratis hingga kini masih belum final. Hanya anggarannya saja yang sudah dipastikan Rp 10 ribu per porsi. 

Menu dalam program Makan Bergizi Gratis masih terus berganti-ganti, salah satunya adalah susu. Setelah susu sapi, kemudian ada wacana diganti dengan susu ikan, kini muncul opsi baru, susu diganti daun kelor. Menu daun kelor jadi opsi pengganti susu di beberapa daerah.

Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, merespons wacana daun kelor menjadi opsi pengganti susu dalam program makan bergizi gratis.

Dikatakan pria yang akrab disapa Cak Imin itu, komposisi makan bergizi gratis masih pada tahap simulasi.

"Itu masih proses semua ya, simulasi, sinkronisasi, pusat daerah, lokalitas," kata Cak Imin kepada awak media di kawasan Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (25/12/2024). 

Wacana itu sebelumnya digulirkan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.

Dadang menyampaikan, nantinya tidak semua anak sekolah dalam program makan bergizi gratis akan menerima susu dalam menu mereka.

Sebab, penyaluran susu untuk program pemerintah ini akan diberikan ke daerah-daerah yang terdapat sentra sapi perah." kata Cak imin kepada awak media.

Sebagai alternatif, untuk daerah lain yang bukan sentra sapi perah, nantinya anak-anak di daerah tertentu akan mendapatkan lauk lain sebagai pengganti protein dan kalsium.

Opsi menu pengganti menu tersebut yakni telur dan daun kelor. Cak Imin meyakini Badan Gizi telah menghitung gizi yang terkadung pada makan bergizi gratis.

"Itu kewenangan badan gizi, tapi mereka pasti menghitung betul jumlah kalori, protein, kemudian karbonya, itu betul-betul seimbang," ujar Cak Imin.

Cak Imin memastikan bahwa simulasi makan bergizi gratis akan terus dilakukan, Tapi saya sebagai bagian dari proses itu berharap lokalitas itu digunakan. Kalau kelornya bagus, ya..kelor," ujarnya.

"UMKM lokal harus dilibatkan. Peternak susu ke depan harus tumbuh di daerah supaya terjangkau harganya," tutur Cak Imin.

Pewarta: TIM


0 Komentar